Karakter dan Pola Pikir 5 Generasi

Karakter dan Pola Pikir 5 Generasi – Perkembangan zaman dan juga teknologi yang berjalan sangat cepat ini perlu disikapi dengan bijaksana dan dewasa. Salah satu cara menjadi pribadi bijaksana dan dewasa adalah mengetahui dari karakter dan pola pikir generasi-generasi yang ada saat ini.

Dalam kurun waktu satu dekade terakhir setidaknya ada 5 generasi yang ada di dunia saat ini. Setiap generasi ini memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Salah satu generasi yang menjadi sorotan adalah generasi milenial karena mereka dianggap generasi paling produktif saat ini dan memegang peranan penting bagi kemajuan teknologi dan kehidupan, serta membawa masa depan Indonesia untuk beberapa tahun ke depan. sbobet365

Namun, seiring dengan berjalannya waktu generasi milenial sering dipandang narsis, semaunya, dan tidak sabaran. Padahal, generasi-generasi sebelumnya juga tidak berbeda jauh dari mereka. Seperti apa karakter generasi milenial dan generasi-generasi lainnya, simak ulasan 5 generasi yang ada saat ini dan ketahui setiap kelebihan maupun kekurangannya sehingga bisa menjadi seseorang yang lebih bijaksana dan dewasa baik dalam bekerja maupun mengatur finansial. judi bola

Karakter dan Pola Pikir 5 Generasi

1. Baby Boomers (1946 – 1960)

Generasi Baby Boomers lahir pada masa-masa mempertahankan kemerdekaan dan berbagai perang yang telah berakhir sehingga perlu untuk menata kehidupan bernegara. Alih-alih bergantung pada orang tua, generasi ini cenderung hidup mandiri. Mereka memegang teguh adat istiadat sehingga cenderung kolot, namun sangat matang dalam pengambilan keputusan karena pengalaman kehidupan yang pernah dilalui. https://americandreamdrivein.com/

Generasi ini cenderung tidak suka menerima kritik, sedangkan uang dan pengakuan dari lingkungan adalah target mereka. Umumnya, gengsi menjadi urutan pertama dalam kehidupan sosial. Meskipun begitu mereka mencari uang untuk keluarga, yaitu bekerja keras untuk mensejahterahkan anak-anak. loyalitas dan juga dedikasi dalam bekerja menjadi poin positif bagi Baby Boomers.

Generasi Baby Boomers sangat peduli terhadap keturunan-keturunannya, mereka tidak ingin anak-anaknya merasakan kesusahan yang dirasakannya saat masa-masa kemerdekaan. Oleh sebab itu, mereka cenderung menghabiskan penghasilannya untuk membeli tanah, rumah, kendaraan dan sisanya ditabung sebagai warisan untuk anaknya nanti.

Beruntunglah anda, jika orang tua Anda termasuk generasi Baby Boomers yang sukses dan berpikiran ke depan sehingga  sudah dipersiapkan oleh mereka rencana untuk warisan. Ingatlah, untuk selalu menggunakan dengan bijak harta warisan dari orang tua, supaya anak cucu Anda nantinya juga bisa menikmatinya.

2. Generasi X (Tahun Kelahiran 1961-1980)

Berkat warisan dan didikan generasi sebelumnya, generasi X mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Oleh sebab itu, pemikiran mereka sedikit lebih maju. Mereka cenderung suka akan risiko dengan pengambilan keputusan yang matang.

Dibanding Generasi yang sebelumnya, Generasi X sangat terbuka dengan kritik dan saran demi terwujudnya efisiensi dalam bekerja. Kehidupan antara pekerjaan, pribadi dan keluarga cenderung seimbang karena pemikiran bekerja untuk hidup bukan hidup untuk bekerja.

Generasi X masih mengadopsi karakter dari orang tuanya yang mencari uang untuk keluarga, bedanya mereka mulai akrab dengan investasi. Berkat didikan generasi Baby Boomers, generasi ini memiliki ketekunan dalam bekerja, mereka ingin lebih sukses dari sehingga sebagian dari mereka juga mulai memiliki jiwa pengusaha. Apalagi, generasi ini mulai mengenal yang namanya komputer sehingga mulai berpikir secara inovatif untuk mempermudah kehidupan manusia.

Orang yang terlahir di generasi X, mulai sadar akan pentingnya dana pensiun untuk masa depan sehingga mereka cenderung menggunakan uang yang dimiliki untuk modal usaha, biaya anak, membeli kendaraan dan membeli properti.

3. Generasi Y – Generasi Millennial (Tahun Kelahiran 1981-1994)

Generasi Y atau yang lebih akrab dengan sebutan generasi millenial adalah generasi yang lahir di saat teknologi sedang berkembang pesat. Dengan adanya komputer, video games, gadget, dan juga smartphone yang tersambung dengan kecanggihan internet membuat generasi ini mudah mendapatkan informasi secara cepat dan sebagainya.

Dengan pendidikan yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya, generasi ini bisa dikatakan penuh ide-ide visioner, inovatif untuk melahirkan pengetahuan dan penguasaan IPTEK. Mereka cenderung ambisius dalam bekerja. Di samping kerja kantoran, sebagian juga membuka bisnis sendiri untuk menuju kesuksesan. Mereka memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi.

Keseimbangan gaya hidup dan pekerjaan menjadi hal yang paling penting bagi mereka Generasi Y. Karenanya, mereka cenderung untuk mencari pekerjaan yang bisa menunjang gaya hidup. Jika tidak, mereka cenderung berhenti dari pekerjaan tersebut.

Karena terlahir di era globalisasi, generasi milenial cenderung bersifat konsumtif.  Mereka banyak menghabiskan uang yang dimiliki untuk membeli gadget keluaran terbaru, membeli kendaraan, jalan-jalan dan kuliner. Namun, mereka mulai sadar akan pentingnya properti untuk keluarga, oleh karena itu banyak juga dari mereka yang mengambil KPR atau KTA untuk rumah maupun apartemen.

4. Generasi Z (Tahun Kelahiran 1995-2010)

Generasi Z sudah sangat mengenal teknologi. Sejak kecil, mereka lebih gemar untuk bermain gadget dibandingkan permainan tradisional anak di era sebelumnya. Jadi, jangan heran kalau generasi Z cenderung menyukai sesuatu serba yang instan.

Begitu akrabnya dengan internet, generasi Z gemar mencari popularitas dengan aktif di berbagai sosial media dengan style masing-masing. Jadi jangan heran mereka cenderung menghabiskan uangnya untuk keperluan fashion, makan di restoran terkenal dan jalan-jalan. Selain media sosial, Generasi ini sangat gemar melakukan transaksi belanja secara online karena dinilai praktis dan bisa dilakukan di mana saja.

Kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi, membuat generasi ini juga mudah untuk mendapatkan uang secara instan. Bukan hanya dari pemberian orang tua akan tetapi hasil berselancar internet dengan media social dan kreativitas mereka masing-masing. Tak heran banyak anak yang belum kerja formal sudah memiliki penghasilan sendiri.

5. Generasi Alpha (2011-Sekarang)

Generasi tersebut terlahir dengan teknologi yang semakin berkembang pesat. Di usia mereka yang sangat dini, mereka telah mengenal dan menggunakan gadget, smartphone dan kecanggihan teknologi yang ada. Terlahir dari keluarga dengan masa Generasi Y yang juga terlahir pada masa-masa awal perkembangan teknologi maka pola pikir mereka juga terbuka dengan perkembangan teknologi.

Saat ini, umur paling tua dari mereka adalah 7 tahun. Jadi, belum dapat diprediksi watak mereka dalam bekerja dan bagaimana kecenderungannya menghabiskan uang. Meskipun begitu, tidak sedikit dari mereka sudah bisa menjadi sumber penghasilan bagi orang tuanya berkat kemajuan media sosial. Dulu hanya anak artis dan publik figur saja yang dapat terkenal, kini anak kecil siapa saja yang lucu dan menarik bisa menjadi sorotan dan bintang.

Karakter dan Pola Pikir 5 Generasi 1

Belajar dari generasi ke generasi dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang yang bijak dan dewasa dalam mengatur keuangan yang baik adalah mendahulukan kebutuhan dibanding keinginan. Untuk menatap masa depan yang lebih baik, Anda juga perlu menabung dan berinvestasi.

Untuk kebutuhan setiap generasi dalam fase kehidupannya yang berbeda-beda, kamu bisa percayakan kepada UOB. UOB memberikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan Anda, untuk anda seorang professional, keluarga aktif dan modern, serta generasi dengan jiwa entrepreneur.

Alasan Mengapa Baby Boomers Dianggap Menyebalkan

Alasan Mengapa Baby Boomers Dianggap Menyebalkan – Bagi sebagian orang yang ada di Amerika Serikat, lontaran “OK Boomer” adalah cara potensial untuk mendapatkan uang.

Ungkapan tersebut viral pada bulan November lalu melalui sebuah video yang beredar di platform media sosial TikTok. Dalam video tersebut diperlihatkan seorang pria paruh baya yang mengatakan bahwa milenial dan generasi z adalah orang-orang yang tidak mau dewasa, karena masih saja percaya bahwa mimpi-mimpi utopis seperti kesetaraan absolut bisa terwujud di dunia.

“OK Boomer” muncul sebagai sebuah ungkapan sarkastik dari generasi z dan milenial untuk merespons sikap generasi baby boomer mereka yang berusia 55 tahun – 73 tahun atau lahir pada pertengahan 1940 an hingga pertengahan 1960 an. Menurut mereka, generasi baby boomers tersebut gemar menggurui dan kurang relevan untuk zaman sekarang. www.americannamedaycalendar.com

Alasan Mengapa Baby Boomers Dianggap Menyebalkan

Popularitas dari olok-olok “OK Boomer” saat ini juga sudah diolah jadi meme yang terinspirasi dari kejadian sehari-hari. Contohnya, gambar orangtua yang mengatakan kepada anaknya bahwa rambut anak perempuan seharusnya panjang, perempuan muda tidak seharusnya mengonsumsi pil kontrasepsi, pernyataan bahwa aborsi adalah tindakan yang keliru, hingga anggapan bahwa pelaku kekerasan seksual tidak akan bertindak bila korban tidak “memancing” dan tetap jadi “perempuan baik-baik”. taruhan bola

Saking viralnya “OK Boomer”, New York Times (19/11/2019) sampai memberi laporan sejumlah pihak mengajukan merek dagang. Hal ini terjadi hanya beberapa minggu setelah video “OK Boomer” tayang di TikTok. sbobet365

Fox Media, missal nya, mengajukan lisensi merek dagang karena ingin merilis acara TV berjudul “OK Boomer” yang bercerita tentang jurang antar generasi. Rencananya acara tersebut akan terdiri dari permainan, kompetisi, dan tayangan komedi.

Di samping itu ada pula perusahaan lain yang hendak menjadikan “OK Boomer” sebagai nama label busana, stiker, sarung ponsel, seprei, bros, hingga pertunjukan drama. Sebagian barang tersebut rencananya bakal dijual secara online.

Remaja yang berusia 19 tahun yang bernama Shannon O’Connor menjadi salah seorang yang sudah merasakan sendiri keuntungan penjualan busana bertuliskan “OK Boomer”. Di lansir dari Business Insider, dia menyatakan bahwa dirinya sudah meraih pendapatan lebih dari $10.000 dolar dalam kurun waktu singkat.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa orang-orang yang menjual barang-barang dengan embel-embel “OK Boomer” rata-rata datang dari generasi Z.

“Banyak orang dari generasi baby boomers yang tidak mempercayai perubahan iklim, tidak percaya orang yang rambutnya diwarnai bisa mendapat pekerjaan, dan mereka keras kepala dengan pandangan tersebut. Para remaja yang merespons ‘OK, Boomer!’ ingin menunjukkan bahwa mereka salah dan kami akan sukses karena dunia sudah berubah,” tutur O’Connor.

Hal yang kurang lebih senada turut dikatakan oleh Nina Kasman, remaja yang berusia 18 tahun yang menjual stiker bertuliskan “OK Boomer”. Kepada New York Times, Nina Kasman bahkan mengatakan bahwa sikap para baby boomers itu bikin generasi nya mengalami kefrustasian:

“Berbagai pilihan yang kami hadapi saat ini adalah warisan dari generasi baby boomer. Pilihan tersebut menyakitkan dan bikin masa depan kami tidak jelas. Semua orang di generasiku merasakan itu dan kami frustrasi.”

Baby boomers memandang generasi muda–milenial dan gen z–sebelah mata. Gen z dipandang sebagai generasi yang apolitis, mudah cemas, dan tidak berani mengambil risiko. Alasannya, di mata boomers adalah karena mereka lahir dan hidup pada masa yang nyaman.

Sementara milenial dianggap pemalas, cenderung mengandalkan orang lain, susah kompromi, hanya ingin bekerja bila sesuai dengan bidang yang benar-benar mereka sukai, dan tidak memiliki keterampilan komunikasi karena tergantung pada gawai.

Di Balik Sikap Baby Boomers

Uraian panjang dari Neil Howe dan juga William Strauss yang terbit di Atlantic pada bulan Desember 1992 menyebut bahwa baby boomers adalah generasi yang paling dimanjakan dan lahir dalam rumah tangga yang relatif lebih nyaman. Mereka juga dibesarkan ketika Amerika Serikat sedang makmur-makmurnya dan memperluas pengaruh politiknya ke seluruh penjuru dunia.

Kehidupan kelas menengah AS (lebih tepatnya kelas menengah kulit putih) waktu itu jauh dari kemiskinan. Hidup tampak baik-baik saja dan setiap orangtua diharapkan bisa mendidik anak menjadi manusia ideal lewat berbagai fasilitas yang tersedia.

Oleh sebab itulah baby boomers tidak terlalu khawatir soal uang. Mereka dipandang sebagai generasi yang ceria, idealis, mampu membangun dunia, serta mengakhiri kemiskinan dan perang. Yang membuat generasi ini gelisah adalah kebosanan, kekosongan makna kehidupan, dan aktualisasi diri.

Sejarawan William Manchester menyebut generasi ini sebagai “bayi-bayi yang menggemaskan, anak-anak lucu, dan gemilang ketika mereka mulai menginjak usia remaja.”

“Mereka sadar tidak akan jadi generasi yang terkaya, tapi mereka yakin bisa menghidupi american dream,” tulis Howe dan Strauss.

Selama ini baby boomers juga diketahui sebagai mantan hippie yang mendukung seks pranikah dan penggunaan narkotika. Akan tetapi, berdasarkan catatan Howe dan Strauss, baby boomers yang tergolong hippie hanya 10 persen jumlahnya. Mereka malah cenderung untuk pro monogami, hemat, dan anti narkoba.

Dengan segala konteks tersebut “OK Boomer” singkatnya ialah gugatan milenial dan generasi z terhadap privilese generasi baby boomers.

Pekerjaan yang pada zaman keemasan baby boomers hanya butuh latar belakang pendidikan SMU, sekarang dinaikkan kualifikasinya ke tingkat lulusan universitas. Di sisi lain, biaya pendidikan di AS semakin tinggi. Sayangnya hal itu tidak diimbangi dengan penghasilan yang sepadan di lingkungan kerja. Hal inilah yang kemudian membuat milenial serta Gen Z kerap memprotes generasi pendahulu mereka.

Alasan Mengapa Baby Boomers Dianggap Menyebalkan 1

Menurut laporan Pew Research Center pada 14 Februari 2019, kehidupan milenial saat ini berbeda dari generasi sebelumnya. Dari sisi karier, milenial juga dihadapkan pada semakin sedikitnya lapangan kerja akibat resesi ekonomi AS pada 2008.

Dari sisi penghasilan, penghasilan dari milenial lebih rendah jika dibandingkan dengan baby boomers. Pew juga menyatakan bahwa pada tahun 2016 penghasilan rata-rata milenial berusia 20 tahun -35 tahun sebesar $12.500 sementara baby boomers meraih pendapatan sebesar $20.700 pada tahun 1983 di rentang usia yang sama.

Soal rumah, milenial adalah pihak yang paling terkena dampak buruk resesi ekonomi. Mereka rata-rata tidak mampu membeli rumah dan masih tinggal bersama orangtua. Tak hanya itu, mereka juga cenderung menghabiskan waktu di rumah.

Kaum milenial juga cenderung tidak buru-buru untuk berkeluarga. Data Pew juga menunjukkan bahwa prosentase milenial yang berusia 25 tahun – 37 tahun yang menikah hanya 46%. Sementara presentase baby boomers yang menikah pada rentang usia tersebut adalah 67%.

Sekalipun sudah menikah, pasangan milenial pun cenderung menunda untuk punya anak.

Tak usah heran. Mereka yang menyatakan “OK Boomer” adalah pihak yang ingin agar orang-orang tua berpemikiran lebih terbuka dan lebih memiliki rasa empati terhadap anak-anak muda yang hidupnya tidak seenak mereka ketika muda.